Perkembangan
Politik indonesia
Sebagai negara yang
belum lama mengalami transisi demokrasi, Indonesia mampu menghasilkan demokrasi
yang stabil dan dinamis, yang membawa kemajuan bagi rakyatnya. Akan tetapi,
demokrasi Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.
Hal ini diungkapkan oleh
Ginandjar Kartasasmita, Anggota Wantimpres Bidang Pembangunan dan Otonomi
Daerah, yang hadir dan menjadi pembicara
dalam Weatherhead Center for International Affairs (WCFIA) Fellows Alumni
Reunion and Conferencedi Harvard University, Boston. Acara yang berlangsung
pada 18 s.d. 20 April 2013 tersebut mengangkat tema utama Searching for Balance
in an Unstable World.
Reformasi politik di
Indonesia telah menghasilkan demokrasi yang stabil dan dinamis. Sebagai negara
yang dapat dikatakan baru dalam melakukan transisi demokrasi, Indonesia telah
menunjukkan bahwa demokrasi dapat berfungsi dengan relatif baik dalam menjaga
stabilitas politik, mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat, ungkapnya saat menyampaikan paparannya dalam sesi yang
bertema Political Reform and Economic Development, Sabtu (20/4/13).
Dalam sesi tersebut,
hadir pula dua pembicara lainnya, yakni Profesor Jorge I. Domínguez, Ketua
Harvard Academy for International and Area Studies yang berbicara mengenai Amerika
Latin dan Anthony Brenton, mantan Duta Besar Inggris untuk Rusia yang berbicara
mengenai Rusia. Bertindak sebagai moderator Kathleen Molony, Direktur Fellows
Program WCFIA.
Ginandjar menunjukkan
bahwa Indonesia kini merupakan negara demokrasi terbesar ke-tiga dengan
pendapatan perkapita mendekati 4.000 USD menjadi negara dengan ekonomi terbesar
ke-16 di dunia, anggota G-20, dan mampu
meraih berbagai kemajuan positif seperti tercermin dalam berbagai indikator, termasuk
pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Pengalaman Indonesia dapat menjadi
pembelajaran oleh karena di banyak negara demokrasi baru pembangunan ekonomi
berjalan tersendat-sendat, seperti ditunjukkan oleh para pembicara lain
mengenai pengalaman di berbagai negara Amerika Latin dan Rusia.
Lebih lanjut Ginandjar
menjelaskan bahwa stabilitas dan kondisi regional yang kondusif juga turut
mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia adalah bagian
dari kerjasama ekonomi dan politik regional yang dinamis, yakni ASEAN, yang pada
tahun 2015 akan menjadi sebuah komunitas ekonomi.
Indonesia juga
merupakan contoh negara yang berhasil menunjukkan kompatibilitas antara
nilai-nilai Islam dan demokrasi barat, dimana kedua nilai-nilai tersebut dapat
berjalan secara harmoni di dalam masyarakat.
Kegiatan konferensi
tersebut sempat terganggu oleh kejadian pengeboman Boston Marathon. Maka
Ginandjar mengawali presentasinya dengan mengungkapkan keprihatinan atas
peristiwa tersebut dan menyampaikan bahwa Indonesia pun mengalami beberapa kali
serangan teroris, dan menceritakan secara ringkas pengalaman Indonesia dalam
menghadapi, menangkap, dan menghukum pelaku terorisme.
Sebelum menutup
paparannya, Ginandjar mengungkapkan bahwa di tengah kemajuan signifikan yang
diraihnya, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. “Berbagai masalah
yang dihadapi Indonesia yakni penegakan hukum; penuntasan reformasi birokrasi;
pemberantasan korupsi baik di lingkungan birokrasi maupun di lingkungan
politik; menjadikan desentralisasi dan otonomi daerah berfungsi dengan baik;
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan; serta peningkatan
konektivitas atau pembangunan infrastruktur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar