Senin, 10 Juni 2013

LIMA BUTIR / SILA DALAM PEMBANGUAN EKONOMI



LIMA BUTIR / SILA DALAM  PEMBANGUAN EKONOMI

Disini saya akan menceritakan atau membicarakan tentang lima butir / sila dalam pembanguan ekonomi.

PANCASILA adalah Dasar Negara Kesatun Republik Indonesia. Proses lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia dan tentu saja tidak terlepas dari peran para tokoh perjuangan bangsa yang telah melahirkan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian sering disebut sebagai sebuah “Perjanjian Luhur” bangsa Indonesia.
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Pancasila berarti Lima Prinsip atau Lima Asas atau Lima Dasar atau Lima Sila. Lima Sila tersebut adalah: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masing-masing sila mengandung nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Untuk pembanguan ekonomi itu juga harus disertai dengan adanya pendidikan yang luas seperti, science: ilmu, skill: kemampuan / ketrampilan, dan attitude: sikap / etika barangkali tidak ada diantara kita yang tidak setuju bahwa pendidikan mempunyai peranan besar dalam pembangunan   suatu bangsa.   Tapi seringkali kita berhenti disitu, pada tataran abstrak, dan menerimanya sebagai kebenaran mutlak yang     tidak perlu lagi dikaji dan dirinci.   Berdasarkan keyakinan itu kita melaksanakan percepatan dan perluasan pendidikan melalui aneka program pendidikan, dengan negara sebagai penjurunya dan masyarakat  berpartisipasi aktif. Semangat ini sudah benar. Tapi sebenarnya ada satu hal penting yang "hilang" disini, yaitu tentang "apa" yang seyogyanya diajarkan untuk menyiapkan manusia-manusia Indonesia yang mampu berkontribusi maksimal bagi kemajuan bangsanya. Barangkali sekarang sudah waktunya kita memikirkan secara  lebih mendalam masalah yang teramat penting ini.

Kami harus menyatakan bahwa sampai saat ini kita belum mempunyai konsepsi yang jelas mengenai substansi pendidikan ini.  Karena tidak ada konsepsi yang jelas, maka timbullah kecenderungan untuk memasukkan apa saja yang dianggap penting ke dalam kurikulum.   Akibatnya terjadilah beban yang berlebihan (overloading) pada anak didik.   Bahan yang diajarkan terasa "berat", tapi tidak jelas apakah anak didik kita mendapatkan apa yang seharusnya mereka peroleh dari pendidikannya. Dengan adanya pendidikan dan memahami arti dari pancasila maka pembanguan ekonomi negara kita bisa maju tanpa kendala.

Rencana / Program pembangunan ekonomi
1. Lapangan Kerja dan Usaha Baru
a. Menciptakan 12,9 Juta Lapangan Kerja Baru

b. Menciptakan Skema Kredit Program Baru Non-Agunan untuk UKM

c. Perluasan Pengadaan Kredit Usaha Kecil dan Menengah

d. Perluasan Program Latihan Kerja

e. Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Overseas Workers)

f. Subsidi Pupuk

g. Rejim Perpajakan Untuk Meningkatkan Daya Saing
2. Pendidikan
a. Pengangkatan 100.000 Guru Baru Per Tahun Dalam Lima Tahun Mendatang
b. Meningkatkan Jumlah Penerima Beasiswa
c. Pemerataan Pendidikan
d. Memperbaiki dan Membangun Sekolah Baru
e. Perpustakaan dan Pembebasan Pajak Atas Buku Bacaan
3. Kesejahteraan Sosial
a. Pengurangan Tingkat Kemiskinan Sebesar 45%
b. Subsidi Beras
c. Perumahan
d. Subsidi Minyak Tanah
e. Kesejahteraan Pegawai Negeri
f. Beban pajak
4. Pelayanan Kesehatan
a. Perluasan dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Melalui Puskesmas
b. Memerangi Penyakit-penyakit Endemik
c. Keluarga berencana (KB)

5. Infrastruktur (Prasarana)
a. Kelistrikan
b. Jalan baru
c. Air bersih
d. Irigasi
e. Jalan kereta api





Berikut ini 45 Butir Pengamalan Pancasila yang patut kita amalkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat:


Ketuhanan Yang Maha Esa
1.            Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.            Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.            Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.            Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5.            Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6.            Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7.            Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1.            Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2.            Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3.            Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4.            Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5.            Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6.            Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7.            Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8.            Berani membela kebenaran dan keadilan.
9.            Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10.          Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Persatuan Indonesia
1.            Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2.            Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3.            Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4.            Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5.            Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6.            Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7.            Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
1.            Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2.            Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.            Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4.            Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5.            Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6.            Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7.            Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8.            Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9.            Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10.          Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1.            Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.            Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3.            Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4.            Menghormati hak orang lain.
5.            Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6.            Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7.            Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8.            Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9.            Suka bekerja keras.
10.          Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11.          Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Dengan adanya Lima Prinsip atau Lima Asas atau Lima Dasar atau Lima Sila, dan 45 Butir Pengamalan Pancasila yang patut kita amalkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, maka pembanguan ekonomi di negara kita pasti mungkin berjalan dengan lancar apalagi kita semua sudah bisa memahami arti dari pancasila. Maka mungkin menurut kami sudah tidak ada lagi wakil rakyat lagi yang Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Coba saja para wakil rakyat ini bisa memahami arti pancasila mungkin pembanguan ekonomi di Indonesia berjalan dengan tanpa kendala.
Indonesia saat ini telah menjadi negara emerging economy, dan menjadi kekuatan ekonomi ke-16 dunia. Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah, dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang secara bertahap berhasil diturunkan. Dengan mengatasi tantangan-tantangan pembangunan ekonomi melalui implementasi langkah-langkah kebijakan, adalah tidak ada lagi tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).  Maka pembangunaan ekonomi di Indonesia berjalan dengan lancar apa lagi kita semua bangasa Indonesia bisa memahami arti dari Pancasila dan dengan adanyanya pendidikan yang luas seperti: science: ilmu, skill: kemampuan / ketrampilan, dan attitude: sikap / etika. Sebagai bangsa, kita harus yakin dan percaya, pada saatnya nanti, kita dapat memiliki ekonomi yang lebih kuat dan berkeadilan; demokrasi yang stabil dan berkualitas; serta peradaban bangsa yang maju dan unggul sebagaimana kita cita-citakan bersama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar