LIMA BUTIR / SILA DALAM
PEMBANGUAN EKONOMI
Disini saya akan menceritakan atau membicarakan tentang lima
butir / sila dalam pembanguan ekonomi.
PANCASILA adalah Dasar Negara Kesatun Republik Indonesia.
Proses lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan
oleh bangsa Indonesia dan tentu saja tidak terlepas dari peran para tokoh
perjuangan bangsa yang telah melahirkan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian
sering disebut sebagai sebuah “Perjanjian Luhur” bangsa Indonesia.
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti
lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Pancasila berarti Lima Prinsip atau
Lima Asas atau Lima Dasar atau Lima Sila. Lima Sila tersebut adalah: Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Masing-masing sila mengandung nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi bangsa
Indonesia untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk pembanguan ekonomi itu juga harus disertai dengan
adanya pendidikan yang luas seperti, science: ilmu, skill: kemampuan /
ketrampilan, dan attitude: sikap / etika barangkali tidak ada diantara kita
yang tidak setuju bahwa pendidikan mempunyai peranan besar dalam
pembangunan suatu bangsa. Tapi seringkali kita berhenti disitu, pada
tataran abstrak, dan menerimanya sebagai kebenaran mutlak yang tidak perlu lagi dikaji dan dirinci. Berdasarkan keyakinan itu kita melaksanakan
percepatan dan perluasan pendidikan melalui aneka program pendidikan, dengan
negara sebagai penjurunya dan masyarakat
berpartisipasi aktif. Semangat ini sudah benar. Tapi sebenarnya ada satu
hal penting yang "hilang" disini, yaitu tentang "apa" yang
seyogyanya diajarkan untuk menyiapkan manusia-manusia Indonesia yang mampu
berkontribusi maksimal bagi kemajuan bangsanya. Barangkali sekarang sudah
waktunya kita memikirkan secara lebih
mendalam masalah yang teramat penting ini.
Kami harus menyatakan bahwa sampai saat ini kita belum
mempunyai konsepsi yang jelas mengenai substansi pendidikan ini. Karena tidak ada konsepsi yang jelas, maka
timbullah kecenderungan untuk memasukkan apa saja yang dianggap penting ke
dalam kurikulum. Akibatnya terjadilah
beban yang berlebihan (overloading) pada anak didik. Bahan yang diajarkan terasa
"berat", tapi tidak jelas apakah anak didik kita mendapatkan apa yang
seharusnya mereka peroleh dari pendidikannya. Dengan adanya pendidikan dan
memahami arti dari pancasila maka pembanguan ekonomi negara kita bisa maju
tanpa kendala.
Rencana / Program pembangunan ekonomi
1. Lapangan Kerja dan Usaha Baru
a. Menciptakan 12,9 Juta Lapangan Kerja Baru
b. Menciptakan Skema Kredit Program Baru Non-Agunan untuk
UKM
c. Perluasan Pengadaan Kredit Usaha Kecil dan Menengah
d. Perluasan Program Latihan Kerja
e. Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Overseas Workers)
f. Subsidi Pupuk
g. Rejim Perpajakan Untuk Meningkatkan Daya Saing
2. Pendidikan
a. Pengangkatan 100.000 Guru Baru Per Tahun Dalam Lima Tahun
Mendatang
b. Meningkatkan Jumlah Penerima Beasiswa
c. Pemerataan Pendidikan
d. Memperbaiki dan Membangun Sekolah Baru
e. Perpustakaan dan Pembebasan Pajak Atas Buku Bacaan
3. Kesejahteraan Sosial
a. Pengurangan Tingkat Kemiskinan Sebesar 45%
b. Subsidi Beras
c. Perumahan
d. Subsidi Minyak Tanah
e. Kesejahteraan Pegawai Negeri
f. Beban pajak
4. Pelayanan Kesehatan
a. Perluasan dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Melalui
Puskesmas
b. Memerangi Penyakit-penyakit Endemik
c. Keluarga berencana (KB)
5. Infrastruktur (Prasarana)
a. Kelistrikan
b. Jalan baru
c. Air bersih
d. Irigasi
e. Jalan kereta api
Berikut ini 45 Butir Pengamalan Pancasila yang patut kita
amalkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat:
Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa
Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Manusia
Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Mengembangkan
sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina
kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
5. Agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan
sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak
memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1. Mengakui
dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui
persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan
sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan
sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan
sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar
melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani
membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa
Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan
sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Persatuan Indonesia
1. Mampu
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup
dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan
rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan
rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
6. Mengembangkan
persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
1. Sebagai
warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak
boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah
untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati
dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan
i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
7. Di dalam
musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8. Musyawarah
dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan
yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan
kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan
perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2. Mengembangkan
sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati
hak orang lain.
5. Suka
memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak
menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.
7. Tidak
menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
8. Tidak
menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
9. Suka
bekerja keras.
10. Suka
menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11. Suka
melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
Dengan adanya Lima Prinsip atau Lima Asas atau Lima Dasar
atau Lima Sila, dan 45 Butir Pengamalan Pancasila yang patut kita amalkan dalam
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, maka pembanguan ekonomi di
negara kita pasti mungkin berjalan dengan lancar apalagi kita semua sudah bisa
memahami arti dari pancasila. Maka mungkin menurut kami sudah tidak ada lagi
wakil rakyat lagi yang Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Coba saja para
wakil rakyat ini bisa memahami arti pancasila mungkin pembanguan ekonomi di
Indonesia berjalan dengan tanpa kendala.
Indonesia saat ini telah menjadi negara emerging economy,
dan menjadi kekuatan ekonomi ke-16 dunia. Indonesia menjadi negara
berpendapatan menengah, dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang secara
bertahap berhasil diturunkan. Dengan mengatasi tantangan-tantangan pembangunan
ekonomi melalui implementasi langkah-langkah kebijakan, adalah tidak ada lagi
tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Maka pembangunaan ekonomi di Indonesia berjalan dengan lancar apa lagi
kita semua bangasa Indonesia bisa memahami arti dari Pancasila dan dengan
adanyanya pendidikan yang luas seperti: science: ilmu, skill: kemampuan /
ketrampilan, dan attitude: sikap / etika. Sebagai bangsa, kita harus yakin dan
percaya, pada saatnya nanti, kita dapat memiliki ekonomi yang lebih kuat dan
berkeadilan; demokrasi yang stabil dan berkualitas; serta peradaban bangsa yang
maju dan unggul sebagaimana kita cita-citakan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar