SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA KOTA TERNATE
Disini saya akan menceritakan sejarah singkat lahirnya kota
Ternate, atau kota kelahiran saya sendiri hehe.
Pencapaian Colombus dalam pelayarannya menjejak benua Amerika
(1492) sepertinya menghantarkan dia ke puncak kejayaan. Namun mungkin saja,
siapa yang tahu, dia justru menangisi “keberhasilannya”, karena sesungguhnya
dia gagal, yang dia cari adalah Kepulauan Maluku (Utara), bukan negeri Amerika
itu.
Ya, Pulau Ternate (11.070 hektar) di wilayah Maluku Utara
konon sebenarnyalah merupakan inspirasi terbesar kolonialisme di dunia ini yang
terus berlanjut sampai saat itu dengan segala bentuknya. Pulau yang jejak
pelayarannya “dilenyapkan” 1000 tahun ini merupakan pusat kekayaan
rempah-rempah pada abad ke-15 yang diperkenalkan para pedagang Arab ke Eropa.
Jalur pelayarannya hanya diketahui pedagang Arab. Dan, Eropa bertanding untuk
mencarinya, Ternate penghasil pala dan cengkeh, kekayaan nomor satu saat itu.
Tak banyak yang tahu juga bahwa tiga Gubernur Jenderal VOC
pertama berkantor di kota ini, sebelum Jan Pieterszoon Coen pindah ke Batavia.
Bekas-bekas benteng para pendatang Eropa (Portugis dan Belanda) pun sebagian
masih kokoh berdiri di antara perumahan penduduk, menandakan persaingan nekat
mereka merebutkan kota ini. Di sini pulalah, letter of Ternate, surat
legendaris Alfred Wallace yang ditulis dan dikirimkan (1858) ke koleganya
Charles Darwin, yang memicu munculnya teori evolusi yang mendunia.
Kota Ternate merupakan kaki dari pulau gunung api Gamalama
(1.572 mdpl) yang selalu aktif mengepul dalam status waspada. Perulangan
letusan (terakhir 1983) tak mengurungkan geliat kota ini menjadi kota terbesar
di jazirah Maluku Utara. Dengan penduduk tak lebih dari 200 ribu jiwa dengan
pertumbuhan penduduk sekitar 8 persen per tahun, kota dan perumahan penduduk
terus merangsek, tidak hanya seputar pantainya, namun terus naik sampai ke arah
puncak gunung. Semoga kota tua bersejarah dunia ini tetap mampu dalam daya dukungnya.
Sekian banyak sumber yang mengisahkan tradisi setempat
tentang masa awal terbentuknya Ternate yang kita kenal sekarang, tentu
memperbanyak versi mengenai masa tersebut. Dalam beberapa naskah tulisan
tangan, laporan–laporan dan surat-surat resmi dari orang-orang barat (dokumen
kearsipan) yang ditulis dalam Aksara “Jawi” atau bahasa Melayu, Ternate,
Portugis dan Belanda, antara lain : Jogugu Marsaoli yang dikutip Fr. Valentijn,
Hikayat Tanah Hitu, Naidah (Jo Hukum Soa Sio), Hikayat Ternate, A. Bastian,
Tradisi Lisan atau Cerita-cerita Rakyat dan yang lainnya, jelas sudah
meninggalkan dunia mitos dan legenda karena didasarkan atas sumber-sumber
sejarah yang biasa diandalkan secara ilmiah, yang merupkan tindakan-tindakan
yang secara sadar dilakukan di masa lampau oleh orang-orang Ternate sendiri.
Tahun 1250 merupakan masa tertua sejauh kita dapat
menelusuri Sejarah Ternate. Berawal dari empat “Momole” (Momole Ngaruha) di
Pulau Ternate yang membentuk Kerajaan Ternate. Pemukiman Tertua dengan Pemimpin
Pertama Momole Guna yang berkedudukan di Tabona (di puncak gunung), Momole
Moloma-titi yang berkedudukan di Foramadiahi (di lereng gunung) dan Momole cico
yang berkedudukan di Sampalo (di pantai), di tempat kemudian didirikan Kota
Besar Gam-ma-Lamo, kenyataan bahwa Momole Cico
kemudian diangkat menjadi Rja atau “Kolano” pertama dari Kerajaan
Ternate oleh semua “Momole” di pulau Gapi, nama lain dari Pulau Ternate.
Momentum histories perjalanan Sejarah Kota Ternate ini
kemudian akhirnya dikaji ulang oleh anak cucu para Momole melalui Seminar
Sejarah Lahirnya Kota Ternate, yang dilaksanakan atas kerjasama Pemerintah Kota
Ternate dengan universitas Khairun Ternate, berlangsung di Ternate pada tanggal
8 s/d 9 Juli 2003. Pesertanya berjumlah 148 Orang, terdiri dari Tokoh
Masyarakat, Tokoh adat, Instansi Pemerintah, Politisi, Kalangan Pers,
Akademisi, LSM dan Mahasiswa. Dengan menampilkan 8 Pemakalahdan disajikan dalam
dua sesi diskusi. Kedelapan pemakalah tersebut masing-masing :
1. Prof. Dr. R.
Z. Leirissa, dari Universitas Indonesia.
2. Prof. Dr. A.
B. Lapian, dari Universitas Indonesia.
3. Prof. Dr. H.
M. Saleh Putuhena, dari IAIN Alauddin Makassar.
4. H. M. Adnan
Amal, S.H. dari Universitas Khairun Ternate.
5. Drs. H.
Mudaffar Sjah, SMHK, Sultan Ternate.
6. (Almarhum)
Drs. H. M. Jusuf Abdurahman, dari Universitas Khairun Ternate.
7. (Almarhum)
Drs, Jusuf W. Siokona, dari Pemerintah Kota Ternate.
8. (Almarhumah)
Dra. Irza Arnyta Djafaar, dari Universitas Khairun Ternate.
Setelah melalui pembahasan yang mendalam atas usul-usul yang
dikemukakan oleh pemakalah tersebut di atas, dengan mendasarkan diri pada
argumentasi yang rasional, kritik dan penafsiran sejarah, serta
mempertimbangkan nilai moral, maka disepakati untuk menetapkan Hari Lahirnya
Kota Ternate pada tanggal 29 Desember Tahun 1250. Pilihan atas tanggal 29
Desember karena pada hari itulah kemenangan Sultan Baabullah atas Portugis
(Diusirnya Portugis dari Benteng Gamlamo). Peristiwa ini dapat membangkitkan
semangat Patriotisme dan identitas diri Masyarakat Ternate. Tahun 1250 dipilih
sebagai Tahun Lahirnya Kota Ternate. Karena pada tahun itulah merupakan awal
dari proses menuju berdirinya Kota Sampalo sebagai Ibukota pertama Ternate.
Dari hasil rumusan dan rekomendasi tersebut diatas, maka
Pemerintah Kota Ternate bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ternate
pada tanggal 10 Maret 2004 menetapkan Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 02
Tahun 2004 tentang Hari Jadi Kota Ternate.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar