Senin, 10 Juni 2013

SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA KOTA TERNATE



SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA KOTA TERNATE

Disini saya akan menceritakan sejarah singkat lahirnya kota Ternate, atau kota kelahiran saya sendiri hehe.

Pencapaian Colombus dalam pelayarannya menjejak benua Amerika (1492) sepertinya menghantarkan dia ke puncak kejayaan. Namun mungkin saja, siapa yang tahu, dia justru menangisi “keberhasilannya”, karena sesungguhnya dia gagal, yang dia cari adalah Kepulauan Maluku (Utara), bukan negeri Amerika itu.

Ya, Pulau Ternate (11.070 hektar) di wilayah Maluku Utara konon sebenarnyalah merupakan inspirasi terbesar kolonialisme di dunia ini yang terus berlanjut sampai saat itu dengan segala bentuknya. Pulau yang jejak pelayarannya “dilenyapkan” 1000 tahun ini merupakan pusat kekayaan rempah-rempah pada abad ke-15 yang diperkenalkan para pedagang Arab ke Eropa. Jalur pelayarannya hanya diketahui pedagang Arab. Dan, Eropa bertanding untuk mencarinya, Ternate penghasil pala dan cengkeh, kekayaan nomor satu saat itu.

Tak banyak yang tahu juga bahwa tiga Gubernur Jenderal VOC pertama berkantor di kota ini, sebelum Jan Pieterszoon Coen pindah ke Batavia. Bekas-bekas benteng para pendatang Eropa (Portugis dan Belanda) pun sebagian masih kokoh berdiri di antara perumahan penduduk, menandakan persaingan nekat mereka merebutkan kota ini. Di sini pulalah, letter of Ternate, surat legendaris Alfred Wallace yang ditulis dan dikirimkan (1858) ke koleganya Charles Darwin, yang memicu munculnya teori evolusi yang mendunia.

Kota Ternate merupakan kaki dari pulau gunung api Gamalama (1.572 mdpl) yang selalu aktif mengepul dalam status waspada. Perulangan letusan (terakhir 1983) tak mengurungkan geliat kota ini menjadi kota terbesar di jazirah Maluku Utara. Dengan penduduk tak lebih dari 200 ribu jiwa dengan pertumbuhan penduduk sekitar 8 persen per tahun, kota dan perumahan penduduk terus merangsek, tidak hanya seputar pantainya, namun terus naik sampai ke arah puncak gunung. Semoga kota tua bersejarah dunia ini tetap mampu dalam daya dukungnya.

Sekian banyak sumber yang mengisahkan tradisi setempat tentang masa awal terbentuknya Ternate yang kita kenal sekarang, tentu memperbanyak versi mengenai masa tersebut. Dalam beberapa naskah tulisan tangan, laporan–laporan dan surat-surat resmi dari orang-orang barat (dokumen kearsipan) yang ditulis dalam Aksara “Jawi” atau bahasa Melayu, Ternate, Portugis dan Belanda, antara lain : Jogugu Marsaoli yang dikutip Fr. Valentijn, Hikayat Tanah Hitu, Naidah (Jo Hukum Soa Sio), Hikayat Ternate, A. Bastian, Tradisi Lisan atau Cerita-cerita Rakyat dan yang lainnya, jelas sudah meninggalkan dunia mitos dan legenda karena didasarkan atas sumber-sumber sejarah yang biasa diandalkan secara ilmiah, yang merupkan tindakan-tindakan yang secara sadar dilakukan di masa lampau oleh orang-orang Ternate sendiri.
Tahun 1250 merupakan masa tertua sejauh kita dapat menelusuri Sejarah Ternate. Berawal dari empat “Momole” (Momole Ngaruha) di Pulau Ternate yang membentuk Kerajaan Ternate. Pemukiman Tertua dengan Pemimpin Pertama Momole Guna yang berkedudukan di Tabona (di puncak gunung), Momole Moloma-titi yang berkedudukan di Foramadiahi (di lereng gunung) dan Momole cico yang berkedudukan di Sampalo (di pantai), di tempat kemudian didirikan Kota Besar Gam-ma-Lamo, kenyataan bahwa Momole Cico  kemudian diangkat menjadi Rja atau “Kolano” pertama dari Kerajaan Ternate oleh semua “Momole” di pulau Gapi, nama lain dari Pulau Ternate.
Momentum histories perjalanan Sejarah Kota Ternate ini kemudian akhirnya dikaji ulang oleh anak cucu para Momole melalui Seminar Sejarah Lahirnya Kota Ternate, yang dilaksanakan atas kerjasama Pemerintah Kota Ternate dengan universitas Khairun Ternate, berlangsung di Ternate pada tanggal 8 s/d 9 Juli 2003. Pesertanya berjumlah 148 Orang, terdiri dari Tokoh Masyarakat, Tokoh adat, Instansi Pemerintah, Politisi, Kalangan Pers, Akademisi, LSM dan Mahasiswa. Dengan menampilkan 8 Pemakalahdan disajikan dalam dua sesi diskusi. Kedelapan pemakalah tersebut masing-masing :
1.      Prof. Dr. R. Z. Leirissa, dari Universitas Indonesia.
2.      Prof. Dr. A. B. Lapian, dari Universitas Indonesia.
3.      Prof. Dr. H. M. Saleh Putuhena, dari IAIN Alauddin Makassar.
4.      H. M. Adnan Amal, S.H. dari Universitas Khairun Ternate.
5.      Drs. H. Mudaffar Sjah, SMHK, Sultan Ternate.
6.      (Almarhum) Drs. H. M. Jusuf Abdurahman, dari Universitas Khairun Ternate.
7.      (Almarhum) Drs, Jusuf W. Siokona, dari Pemerintah Kota Ternate.
8.      (Almarhumah) Dra. Irza Arnyta Djafaar, dari Universitas Khairun Ternate.
Setelah melalui pembahasan yang mendalam atas usul-usul yang dikemukakan oleh pemakalah tersebut di atas, dengan mendasarkan diri pada argumentasi yang rasional, kritik dan penafsiran sejarah, serta mempertimbangkan nilai moral, maka disepakati untuk menetapkan Hari Lahirnya Kota Ternate pada tanggal 29 Desember Tahun 1250. Pilihan atas tanggal 29 Desember karena pada hari itulah kemenangan Sultan Baabullah atas Portugis (Diusirnya Portugis dari Benteng Gamlamo). Peristiwa ini dapat membangkitkan semangat Patriotisme dan identitas diri Masyarakat Ternate. Tahun 1250 dipilih sebagai Tahun Lahirnya Kota Ternate. Karena pada tahun itulah merupakan awal dari proses menuju berdirinya Kota Sampalo sebagai Ibukota pertama Ternate.
Dari hasil rumusan dan rekomendasi tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Ternate bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ternate pada tanggal 10 Maret 2004 menetapkan Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 02 Tahun 2004 tentang Hari Jadi Kota Ternate.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar