Sejarah Singkat Lahirnya
Indonesia
Sejak negara – negara
Eropa mulai mencari rempah – rempah ke daerah timur karena dikuasainy bandar
mereka di Konstantinopel oleh bangsa Turki, maka Indonesia pun menjadi lahan
untuk mereka kuasai karena melimpahnya rempah – rempah di Eropa. Dari abad ke-16,
Belanda, Britania Raya, Portugis, dan Spanyol berusaha bersaing di Indonesia
untuk menjadi penguasa, namun sejak abad ke-17 Belanda menjadi yang terkuat dan
terus menjajah bangsa ini sampai 1942 setelah kalah mutlak dari Jepang. Selama
3.5 tahun kemudian Jepang menggantikan peran Belanda di Indonesia. Dengan embel
– embel “Pan Asia” Jepang berhasil merayu rakyat Indonesia untuk mau lebih
bekerjasama dengan pemerintah Jepang. Sampai akhirnya Sukarno dan Moh. Hatta
memproklamirkan kemerdekaan R.I pada tahun 1945.
Selama masa penjajah
Belanda, berjuangan melawan mereka dilakukan secara fisik, melalui perang di
medan pertempuran. Dengan strategi dan peralatan militer yang kurang memadai
serta minimnya koordinasi secara nasional dan terlalu terpaku pada ketokohan,
perjuangan dengan metode ini sering tidak berkutik melawan imperialis Belanda.
Ratusan tokoh nasional gugur selama proses perjuangan membebaskan bangsa ini.
Mulai dari Cut Nyak Dien dan Tengku Cik Di Tiro di Aceh, Sisingamangaraja di
Sumatra, Pangeran Diponegoro di Jawa, sampai Pierre Tandean di Sulawesi Utara
serta jutaan pahlawan lainnya. Semua telah berusaha sekuat mungkin untuk
kemerdekaan bangsa namun pengorbanan dengan nyawa mereka pun belum membawa
keberhasilan.
Dengan kepemimpinan Dr.
Wahidin Sudirohusodo, sejak tahun 1908 Budi Utomo menjadi awal bagi perjuangan
pemuda intelek Indonesia dengan metode baru, bukan medan peran namun meja
diplomasi. Sejak saat itu, perjuangan kemerdekaan dengan Belanda dan Jepang
terkoordinasi karena pemikiran cemerlang kaum cendikiawan yang sudah paham akan
pentingnya koordinasi dalam pencapaian kemerdekaan nasional. Tokoh – tokoh
besar nasional seperti duo proklamator kita, Bung Karno dan Bung Hatta, Sutan
Syahrir, M. Yamin, Soepomo, serta H. Agus Salim juga lahir dari masa perjuangan
diplomasi. BPUPKI dan PPPKI merupakan bukti keberhasilan mereka dalam melakukan
diplomasi dengan pemerintah Jepang. Puncak dari periode ini adalah hari Jum’at
17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi saat Ir. Sukarno didampingi Moh. Hatta mendeklarasikan
kemerdekaan kita.
Merasa tidak terima
dengan pendeklarasian Indonesia, pemerintah Belanda mengirimkan kembali pasukan
untuk mengambil alih komando Jepang di Indonesia, namun rakyat yang pastinya
tidak menginginkan hal itu berjuang mati – matian selama 5 tahun untuk menjaga
kemerdekaan bangsa. Berbagai pertempuran di kota – kota besar di Indonesia pun
tidak bisa dihindari, dr Karyadi menjadi simbol bagi pertempuran lima hari di
Semarang serta Bung Tomo dengan strategi “Bandung Lautan Api”nya mampu menggetarkan
bangsa penjajah.
Sebagai klimaks dari
perjuangan ini adalah tercapainya kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundari di
Den Haag, Belanda, yang menyatakn pengakuan kerajaan Belanda atas kemerdekaan
Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949 Kabinet pemerintah sementara dilantik
dengan komposisi duo-proklamator sebagai presiden dan perdana mentri.
Dengan sistem politik
negara yang sangat tidak stabil, pemerintah kita sering mengalami pergantian
perdana menteri, tidak ada perdana menteri yang mampu bertahan lama karena
adanya intervensi dari lawan politik. Akan tetapi, dukungan rakyat pada Bung
Karno tetap sangat tinggi, sampai akhirnya mereka mengangkat beliau menjadi
presiden seumur hidup yang kemudian membawa Indonesia pada demokrasi terpimpin
di bawah beliau. Inilah saat dimana kita sangat dekat dengan komunisme karena
paham Nasakom bung Karno. Selain mulai dijauhi negara – negara demokratis,
poros Jakarta – Pyeong Yang – Beijing pun semangit menguat yang akhirnya membawa PKI menjadi partai no-2
terbesar di negara ini pada pemilihan umum.
Indonesia semakin dekat pada komunis. Sampai akhirnya terjadi kasus “30
september 1965” dimana jenderal – jenderal TNI diculik dan dibunuh oleh para
PKI dalam upaya mereka untuk mengkudeta bangsa ini.
Dengan adanya ancaman
dari PKI yang semakin menguat, akhirnya hampir setahun darl kejadian penculikan
jenderal – jenderal oleh PKI, pada 11 Maret 1966 Presiden Sukarno memberikan
surat perintah pada Let.Jend. Suharto untuk mengambil alih segala tindakan yang
dianggap perlu untuk mempertahankan kedaulatan bangsa. Surat ini pun terkenal
sebagai supersemar. Inilah awal dari 32 tahun pemerintahan Suharto di negeri
ini.
Di masa pemerintahan
Presiden Suharto yang disegani oleh pemimpin lain di dunia, Indonesia mampu
meraih banyak kemajuan. Salah satunya adalah prestasi swasembada pangan pada
tahun 1994. Dengan GOLKAR-nya, Suharto mampu melanggengkan kekuasaannya di
pemerintahan. Ditambah lagi kemampuannya untuk mengambil hati rakyat membuatnya
semakin susah digoyahkan dari pemerintahan. Sayang sekali, pemerintahan
gemilang Suharto harus diakhiri dengan kisah tragis korupsi dari kerabatnya.
Akhirnya demonstrasi dari rakyat dan mahasiswa pada tahun 1998 mampu menurunkan
pak Harto yang kemudian dilanjutkan oleh pak Habibie yang hanya setahun lebih
sedikit sebelum beliau digantikan oleh presiden terpilih GusDur yang sangat
kontroversial. Tak berhasil melakukan program – program untuk mensejahterakan
rakyat, maka GusDur pun lengser di tengah jalan yang kemudian digantikan putri
proklamator, Megawati Sukarno putri.
Pada pemilu 2004,
megawati tidak mampu menghadang serbuan dari mentri polkamnya, SBY yang
berpasangan dengan Ketum Golkar, pak JK, yang akhirnya berhasil menjadi
presiden ke-6 bangsa berpenduduk 240 juta jiwa ini. Tahun 2009, meski dengan
pasangan baru, SBY masih tetap tak terkalahkan. Alhamdulillah perkembangan
bangsa semakin terasa dan rakyat pun semakin optimis terhadap perkembangan
bangsa ini. Semoga angin segar perbaikan semakin berpihak pada kita. Amin.
menarik
BalasHapusmenarik
BalasHapusMenarik
BalasHapusMenarik
BalasHapus